Tuesday, April 13, 2010
Sejarah Bahasa Indonesia oleh Pak Dali S. Naga
Bahasa Indonesia telah lahir dari Bahasa Melayu dan bahasa Indonesia telah diresmikan pada hari sumpah pemuda yaitu bertepatan pada tanggal 28 oktober 1928.
Telah dilakukan berbagai kongres diberbagai tempat dan pada waktu yang berbeda tentunya untuk menelaah lagi peran dan fungsi bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia apakah berdampak positif atau buruk serta apakah bahasa tersebut perlu diganti atau direvisi ulang agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan bahasa yang diucapkan. Terakhir kali Kongres Bahasa Indonesia (KBI) dilakukan pada tanggal 1 November 2008. Ini tentunya menunjukkan bahwa orang atau pihak yang terkait dengan kongres ingin memberikan kontribusi yang terbaik bagi rakyat maupun bangsa Indonesia agar bahasa Indonesia lebih diperhatikan lagi kata-katanya dan makna dari kata-kata tersebut. Bahasa tersebut juga lebih dimodernisasi disesuaikan dengan kemajuan jaman tanpa mengindahkan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar dan tetap sesuai dengan aturan atau falsafah yang berlaku di masyarakat Indonesia supaya bahasa Indonesia yang semakin modern tidak disalahgunakan dan tidak disalahartikan demi kepentingan tidak baik semata-mata demi kepentingan pribadi dimana kata-kata tersebut digunakan hanya untuk menghina atau mengejek suatu pihak misalnya.
Dari materi pembelajaran yang diterima membuat kami menjadi sadar bahwa ternyata bahasa Indonesia tidak muncul atau lahir tiba-tiba namun sebelum menjadi bahasa indonesia terdapat asal usul atau nenek moyang bahasa indonesia yaitu dari bahasa melayu purba, kuno, klasik, peralihan dan seterusnya hingga menjadi bahasa Indonesia seutuhnya. Selain itu juga, penulisan pada bahasa melayu bermacam-macam aksara yang digunakan yaitu dari aksara palawa untuk bahasa melayu kuno, aksara jawi untuk melayu klasik dan sebagainya. Ini semua tidak lepas dari tahap-tahap perkembangan bahasa yang terjadi dari jaman ke jaman oleh para manusia dari abad yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman bahasa lewat tulisan agar makna semakin mudah ditangkap dengan jelas.
Terdapat banyak prasasti pada jaman dahulu dimana semuanya menggunakan tulisan bahasa melayu kuno, tulisan pada tiap prasasti ada yang berbeda dan ada juga yang tidak berbeda jauh tulisannya karena hanya berselang dua tahun saja dari perkembangan tulisan bahasa melayu kuno yang digunakan. Contohnya pada prasasti kedukan bukit dan prasasti talang tuwo serta prasasti kota kapur tulisannya tidak jauh berbeda namun bahasanya semakin sulit untuk diartikan, semakin panjang kalimatnya semakin susah memahami arti dari kalimat yang terdapat di prasasti-prasasti tersebut sebab bahasa melayu tersebut terlampau kuno. Namun pada prasasti trengganu dan prasasti (nisan) minye tujuh bahasanya semakin mirip bahasa Indonesia namun perlu lebih teliti dan cermat saja dalam membaca dan mengartikan tulisan tersebut, hal ini bisa terjadi dikarenakan tulisan pada prasasti tersebut mendekati pertengahan abad 2000 sehingga bahasanya yang berkembang semakin signifikan.
Beberapa Ciri Bahasa Melayu Kuno untuk memudahkan dalam membaca dan menafsirkan makna kata-kata tersebut adalah :
• Aksara b sekarang, dulu berupa v (di antara v dan w)
• Tidak ada lafal e (berbentuk a atau o)
• Awalan di-, dulu berupa ni-
• Awalam me-, dulu berupa ma-
• Awalam ber-, dulu berupa mar-
• Akhiran –nya, dulu berupa –na
• Ada kalanya –nya-, dulu –na- (vanakna)
Itulah tanggapan kami mengenai materi perkuliahan yang kami dapat dari Bapak Dali S. Naga, M.H yang telah memberikan pengetahuan yang berguna bagi kami mengenai sejarah bahasa indonesia dari dulu hingga sekarang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment